catatan seorang sutradara ...
JAUH SEBELUM LATIHAN
'sutradara adalah orang yang seharusnya paling mengerti segalanya tentang ceritanya itu' ... subasita
jauh hari sebelum dimulainya pelatihan menuju pementasan sebuah hasil karya, seorang sutradara menjadi seorang creator utawaempunya cerita. dia adalah otak di balik semua cerita. otak yang menyimpan segala data tentang isi dan gambaran mengenai pementasan. dari pemilihan ide, kemudian dikembangkan menjadi draft cerita, kemudian diisi dengan materi, sampai pembuatan jadwal latihan, dan pemilihan pemain, dilakukan oleh sutradara. sutradara ini tak harus sendiri, dia dapat berdua, bertiga, atau bahkan lebih, asal sutradara-sutradara ini mempunyai tujuan yang sama. dan ketika visi itu bersatu, biarkanlah masing-masing mempunyai misi, asal dilakukan dengan benar visi akan tercapai.
Sutradara membentuk karakter yang diperlukan. Dia harus mengenal seluruh isi dari pementasan. Mulai dari seluk beluk permasalahan pemainnya, seluk beluk tempatnya beraksi, isi cerita adalah bagian utamanya.
Banyak yang tidak bisa dilakukan selain hanya merenung dan berdoa untuk mendapatkan ilham, mencari bahan yang sekiranya perlu, mencari pemain-pemain panggung yang sekiranya berbakat mewujudkan visi, bertanya-tanya kepada orang yang sekiranya lebih berpengalaman dalam hal apapun di dunia pentas ini, dan yang paling penting TEGUH PENDIRIAN; wujudkanlah visimu dan jangan sampai goyah, bangkitkan gairahmu dari dalam diri pendukungmu (orang yang akan mewujudkan visimu).
PEMBUATAN MATERI
'materi adalah inspirasi ... materi adalah alat ... materi adalah kandungan yang mengandung visi ...'
saat pembuatan materi adalah saat yang paling sulit. Bagaimana cara sutradara berkomunikasi dengan para pendukungnya melalui materi itu. Oleh karena itu materi haruslah sesuai dengan apa yang ingin disampaikan dan materi adalah komunikatif. Tanpa syarat komunikatif, mustahil visi dapat terwujud, sulit untuk menggairahkan gejolak jiwa para pendukungmu.
sutradara biasanya adalah superhero yang mengerti apa yang akan ditampilkan. Mengerti segala yang harus ditampilkan. Mengerti segala yang perlu ada. Mengerti siapa saja yang harus ada. Tapi ... sutradara bukanlah superhero, tapi sutradara bisa menjadi superhero dengan membentuk tim superhero. Layaknya power ranger yang membentuk megazord, sutradara juga membentuk tim yang seimbang seperti megazord. Setiap berkreasi dan bertanggung jawab di bidangnya. Setiap komponen dikoneksikan dengan baik dan terkendali.
Materi dalam sebuah cerita adalah visual, baik konkret maupun abstrak, dan permainan jiwa. Komunikasi di sini tidak hanya berhenti antara sutradara dan para pendukungnya, tapi sutradara ke penikmat melalui pendukungnya. Jika apa yang disampaikan kepada para pendukungnya belumlah sempurna, jangan harap tersampaikan pula kepada penikmat. Tanggung jawab ini lah yang dibawa oleh sutradara dan/atau timnya sebagai pembuat materi.
PENDUKUNG
Pendukung terciptanya sebuah pentas bukanlah hanya berasal dari segi pemain panggung, pemain musik, pencahayaan, setting panggung, tapi dimulai dari pintu masuk ke dalam sebuah area pentas karya. Semua ini adalah visi seorang sutradara. Oleh karenanya, sutaradara wajib seorang superhero, yang jika dia megazord, dia wajib mengontrol setiap komponennya berjalan dengan baik.
Untuk mengetahui apakah komponennya bekerja dengan baik, seorang sutaradara juga wajib dekat kepada setiap komponennya. Sang sutradara wajib menjalankan megazord ini agar penikmat dapat mengerti visi sang sutradara. Tahap ini adalah problematika paling menyebalkan dari seorang sutradara. Namun, ketika memulainya dari awal dengan baik, pasti dapat terbentuk sebuah megazord dengan segala komponennya berkaitan satu sama lain. Seluruh koneksi dan visi akan tersampaikan dengan sempurna.
Jika di dunia ini kita mempunyai TUHAN yang dapat dijadikan tempat bersandar, mengeluh, dan sumber dari segala pertolongan di kala sulit, maka sutradara wajib membantu TUHAN di dunia kecil sang sutradara. Sutradara wajib bisa menjadi pribadi yang menampung segala permintaan, keluhan, dan sumber segala pertolongan. Dan sutradara hendaknya selalu ada ketika dibutuhkan para pendukungnya.
PENTAS
Pentas ini bukanlah hal yang sulit, tapi ini adalah akumulasi dari awal pembuatan sampai dengan gladi latihan. Semua kekuatan dan pikiran harus disiapkan untuk menghadapi pementasan. Semua komponen harus dapat bekerja dengan baik. Pengaturan waktu dan sumber daya manusia haruslah menjadi yang utama.
Segala hal yang membantu tentang pentas ini haruslah terpikir dari awal, dari penempatan penonton, tata panggung, pencahayaan, pengaturan waktu, pemanfaatan sumber daya manusia, logistik, keamanan, dan segala hal yang turut menyukseskan pentas. Semua harus dikomunikasikan kepada semua komponen yang berkaitan.
PENIKMAT
Bukan kita yang menilai sukses atau tidakkah kita, tapi penikmat. Jadi posisikan dirimu di setiap jalanmu sebelum pentasmu. Nilailah pentasmu sebagai penikmat yang tidak tahu seberapa banyak keringat yang kita teteskan, seberapa banyak pikiran yang kita sisihkan. Yang penting bagi penikmat adalah apa yang kita persembahkan kepada mereka. Tidak terlihat adil, tapi nilai kepuasan akan mengobatinya.
Banyak hal yang ingin diceritakan, tapi akan sulit untuk mengingat. Mengertilah bahwa 'pengalaman memang guru yang terbaik'. Dekatilah semua komponenmu, gerakkanlah semua! Bangunkanlah jiwanya, bangunkanlah raganya! (W.R. Supratman Qoute)
Comments