Mengenal Musim di Indonesia

"Anak-anak kapan musim kemarau itu terjadi?" Tanya seorang guru.
"April hingga Oktober" jawab anak-anak kompak.
"Sedangkan musim penghujan?" tambahnya.
"November hingga April" jawab mereka dengan kompak kembali.

Begitulah suasana pelajaran IPS yang ada di sekolah dasar pada awal tahun 2000an yang begitu kurindukan. Saya senang sekali membaca peta dan membaca buku-buku tentang bumi dan luar angkasa. Oleh karena itu, pelajaran IPS dan IPA tentang geografi dan kejadian alam selalu menjadi favoritku. Maka tak salah jika aku justru sangat senang ketika Bapak menjebloskanku ke dalam jurusan yang aku tekuni saat ini.

Lalu, bagaimana dengan percapakan di atas? Sekilas tidak ada yang salah dengan percakapan tadi, memang begitu juga yang tertulis di buku panduan belajar kami.
Namun, apakah itu benar? Jawabannya, ya, tapi tidak seutuhnya.

Berikut adalah gambar persebaran awal musim kemarau tahun 2017 yang diterbitkan oleh BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) milik Indonesia :
Peta Prakiraan awal musim kemarau 2017 di Indonesia (sumber: http://bmkg.go.id/iklim/prakiraan-musim.bmkg)
Bagi kami yang tinggal di sekitar tengah selatan pulau Jawa, memang hal itu kurang lebih benar. Hanya sedikit bervariasi bergantung pada kondisi iklim. Namun, bagi warga Indonesia lain yang tinggal di pulau yang berbeda dengan kami, mereka mungkin malah merasakan hal yang berbeda 180 derajat. 

Lihatlah jajaran kepulauan Nusa Tenggara yang memulai musim kemarau sekitaran bulan Maret-April, mirip dengan isi percakapan di atas. Namun, ketika kita lihat pulau Sulawesi dan Maluku, rata-rata orang-orang di sana baru merasakan awal musim kemarau antara bulan Juli-September. Bahkan, orang-orang di ujung utara pulau Sumatra sudah merasakannya sejak awal bulan Februari. Terlebih lagi, banyak daerah-daerah yang kita tidak bisa memastikan kapan awal musim kemarau atau penghujannya. Mengapa? Karena periode pergantian hari hujan dan hari kering di sana sangat pendek sehingga sulit untuk menentukan apakah itu musim penghujan atau musim kemarau.

Apa sih yang menyebabkan waktu awal musim di Indonesia bisa berbeda-beda? Salah satu jawabannya adalah sama seperti alasan Pak Habibie termotivasi membuat pesawat terbang. Indonesia itu sangat lah luas. Dari Sabang sampai Merauke sama seperti dari New York ke London. Hal itulah yang secara alami mendapatkan efek yang berbeda-beda dari pengaruh alam. Seperti yang tertulis dalam website BMKG, fenomena yang mempengaruhi iklim di Indonesia yaitu :
  1. El Nino dan La Nina
  2. Dipole Mode
  3. Sirkulasi Monsun Asia - Australia
  4. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ)
  5. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Indonesia
Fenonema-fenomena tersebut tidaklah begitu terlihat pengaruhnya dalam hitungan bulan, apalagi mingguan dan harian. Karena fenomena di atas bervariasi dalam skala waktu iklim. Rata-rata kondisi iklim didapatkan dari perhitungan kondisi cuaca selama 30 tahun (atau satu generasi menurut kuliah yang saya dapat), menurut WMO, Badan Meteorologi Dunia.

Climates fluctuate all the time – over seasons and years. Winters change to spring. Some summers are warmer than others. Scientists determine average climate from a calculation of conditions over a 30-year period. These averages create a baseline for comparing the current weather and climate. It helps answer questions like, “Are we having a hotter month, season or year than average?”
--WMO (https://public.wmo.int/en/our-mandate/climate)

Oleh sebab itu, kita biasanya tidak bisa merasakannya di tahun yang sama. Namun, kita sebagai orang Indonesia biasanya bisa merasakan bedanya pada tahun yang berikutnya atau sebelumnya. Seperti terkadang kita dapat melihat sawah yang begitu kering pada suatu tahun di akhir musim kemarau, tapi tidak pada tahun berikutnya. Atau kebakaran hutan yang begitu luas pada tahun sebelumnya, tapi tidak begitu terlihat pada tahun ini. Sebenarnya, pengaruh iklim di Indonesia sangatlah besar jika dibandingkan dari peranan manusianya.

Intinya adalah Indonesia sangat luas dan beragam untuk dideskripsikan dalam satu kalimat. Waktu musim kemarau atau penghujan itu berbeda-beda di berbagai daerah. Jadi, guru saya saat itu hanya kurang menyebutkan nama daerah saya di pertanyaannya.

"Anak-anak kapan biasanya musim kemarau di Kebumen itu terjadi?" Tanya seorang guru. 
"April hingga Oktober" jawab anak-anak kompak.
Dan sekarang semua anak tersebut menjawabnya lebih tepat. :)

Fenomena-fenomena iklim di atas juga ingin saya ceritakan juga sedikit demi sedikit pada minggu atau bulan berikutnya.

Semoga mencerahkan.
Mari sama-sama kita belajar lebih lagi terhadap alam di sekitar kita.

PS. Peta di lokasi paling atas laman blog ini adalah hasil citra satelit himawari. Dari peta tersebut, kita dapat dengan mudah menemukan lokasi awan-awan yang berpotensi menghasilkan hujan di sekitaran Indonesia. Citra satelit ini diupdate otomatis sesuai dengan data terakhir dari Himawari, sumber BMKG.

Comments

Popular posts from this blog

Asmarandana

Menanti Peri Kecilku

Kelembaban Atmosfer