dam-Break

ini adalah sekian kalinya ketika saya menghasilkan sesuatu yang benar tapi saya tidak sadar
dahulu saya pernah mendapati hal seperti ini juga
adalah waktu karantina menuju olimpiade sains nasional - masih tingkat provinsi, tapi :p
pak pius, guru SMA Taruna Nusantara itu menyebut pekerjaanku benar
padahal saat itu aku tidak menemukan bahwa hal ini benar
tapi ternyata memang benar dan hanya tinggal bercerita saja

ya, bercerita
setiap kali terbayang soal matematika, kalian juga pasti akan berpikir untuk menghitungnya
menyebutkan angkanya atau menuliskan rumus-rumus yang jatuh dari langit
padahal semua itu untuk membantumu bercerita, bukan membuatmu pusing
sepertiku yang pusing saat itu, juga satu kelas
aku hanya menggambar kembali soalnya dan memberi satu garis tambahan
dan beliau mengatakan, 'wah, kamu kok sudah ketemu?'
sontak seluruh kelas melihatku yang tidak pernah maju dan duduk di pojok belakang kelas
aku seperti orang cupu yang baru hadir di dunia perlombaan orang-orang kurang kerjaan ini
yah, paling tidak aku cukup cepat beradaptasi

begitu juga akhir-akhir ini
aku berhadapan dengan sosok yang sama
saat aku mengirimkan tugas yang sedikit tidak sama
dikatakan tidak selesai, itu sudah selesai
dikatakan tidak 'comparable', ya itu memang tidak sebanding
dan ternyata ada sedikit kesalahan yang menyebabkan aku salah bercerita
dan aku berhasil menemukannya
aku sekarang sudah bisa bercerita

it's all about solitary wave
in wave evolution, wave changed in form
from random into sinusoidal
and become more non linear
until become the highest order progressive wave
that is solitary with secant hyperbolic square form

'dam-break' soliton
itu istilah yang aku buat sendiri
dan dari berbagai jenis dam-break 
hanya soliton lah yang melahirkan keturunan yang sama persis
inilah hasil karya sementaraku

dam-break solitary wave using SWASH

Comments

Popular posts from this blog

Asmarandana

Menanti Peri Kecilku

Kelembaban Atmosfer