NightMare #0

P r o l o g u E

I wanna tell you about someone and his dream
it isn't the first time
it isn't the second time
I don't know after how many, but it's look real one
and I'll tell you about this one
=======================================================================

agak gelap dan temaram. tampaknya tak banyak cahaya yang bisa masuk sekitar pandanganku.
pagi, ah, mungkin ini sudah siang, tapi nafasku tidak terdengar, yang ada malah derik kumbang pohon.
banyak pohon-pohon di sekitarku, tinggi menjulang menutup pandanganku pada angkasa.
ini hutan, sekarang aku berada di dalam hutan. aku mulai meyakinkan diriku.

aku berjalan dengan sedikit akalku dan banyak sekali instingku.
aku ingin keluar dari hutan gelap ini, begitu kataku dalam hati.
kegelapan ini tidak aku suka, meski suara kumbang pohon itu menarik.

langkah kakiku akhirnya menemui sebuah jalan raya.
kususuri jalan ini menuju arah datang cahaya yang ternyata mengarahkanku 
ke sebuah perkotaan yang tidak asing bagiku.
di ujung jalan ada seperti alun-alun kota kecil tempat kelahiranku. 

sepertinya memang hanya baru itu yang tersedia, pikirku.

namun, suasana kota ini juga sepi. di jalan itu hanya ada seorang tentara asing.
pakaiannya bukan loreng hijau-cokelat khas tentara negaraku, tapi cokelat muda. 
aku pernah melihatnya di game survival saat kecil.

tempat itu adalah perempatan jalan, cukup besar dengan nuansa jaman dahulu yang kental.
aku hanya berdiri diam melihat sang tentara asing berwajah eropa dengan tinggi 6 kaki, mungkin.
dan tentara itu mulai mendekatiku, memperlihatkan wajahnya yang pucat pasi.
sedikit noda peperangan di sekitar wajahnya yang putih pucat itu.

mungkin aku takut, mungkin tidak juga. terkadang pikiranku mengerti dimana aku berada.
tapi dia datang begitu dekat denganku, hingga kita cukup dekat untuk bercakap-cakap.
berdiri berhadapan di tengah perempatan jalan yang sepi di saat pagi, atau mungkin sore hari temaram itu
tidak begitu jelas apa yang akan kami perbincangkan, hanya saja aku ingat dia sempat berteriak lantang,

"find the red canary bird at the Anglung! it is a mountain, gunung! Anglung!"

suaranya menggema di telinga hingga akhirnya aku membuka mata di tempat yang lain.
ini adalah kamarku, ah tidak, ini kamar adikku. aku ingat tidak punya kamar tidur setelah merantau.
adikku sedang tidak di rumah sekarang, jadi aku pakai saja kamarnya.
ruangan ini tidak begitu besar dengan begitu banyak barang yang memenuhinya.
rasanya seperti ingin mencekikku, menambah suram suasana saat ini.

ini hanya mimpi, ini hanya mimpi seperti biasanya

dulu memang ini pernah jadi kamarku dan di tempat ini lah aku mendapatkan berbagai mimpi, seperti tadi.
karena hanya di kamar ini, mimpi itu terjadi.
aku terduduk di tempat tidur yang keras itu. melamun dan berusaha mengingat apa yang telah terjadi.
rasanya seperti menuliskan sesuatu dalam memo untuk mengingatnya suatu saat nanti.

aku keluar kamar untuk mencari minum di dapur. seteguk air yang mengembalikan nyawa.
rumah ini terlalu sepi untuk seseorang yang terbangun tengah malam sepertiku.
dan aku kembali ke kamar dan membuka buku kesayanganku yang selalu tergeletak sebelahku tidur.
isinya hanya coretan tidak jelas dan beberapa catatan yang sedikit menarik.
salah satu bagian berjudul catatan mimpi dan aku membuka lembaran kosongnya.
meraih pena dan kugoreskan cerita malam ini. karena mungkin aku akan lupa jika ini ternyata penting.

mimpi-mimpi yang mungkin buruk mungkin tidak. mimpi-mimpi yang mungkin berkesan atau membosankan.
ini hanya tentang mimpi yang sebenarnya tidak baik untuk dipercayai.
seperti yang sering aku alami dan mungkin kamu juga.
it's just about dreams


terkadang aku sadar itu mimpi dan aku tahu daerah mana yang aku kunjungi.
mimpi hanyalah sekumpulan puzzle dari apa yang ingin kita lakukan.
mimpi hanyalah susunan ingatan dari apa yang pernah kita alami.
mimpi hanyalah imajinasi yang tidak wajib langsung kita percayai.
mimpi hanya mimpi, meski itu terkadang peringatan atau pertanda.
dan mimpi bukan impian, meski sama-sama seperti mengkhayal



red canary bird 

for Mr. Bambang S (Alm.)

Comments

Popular posts from this blog

Asmarandana

Menanti Peri Kecilku

Kelembaban Atmosfer