a little walk from station hall

hari ini seperti biasanya

hujan di pagi hari sedikit membuatku malas beranjak dari tempat tidur
dengan masih bersarung ditambah selimut hangat pelindung dinginnya pagi hujan 
akhirnya matahari siang sedikit berhasil keluar dari sarang mendung
sudah hampir tengah hari memang ketika aku keluar pintu kamarku menuju balkon
langit barat masih digelayuti mendung tebal yang siap mewariskan jutaan gallon air

benar saja, dalam sesaat sinar matahari sementara berganti dengan angin kencang dan hujan
apa mungkin hari ini aku batal saja ke stasiun untuk sekedar menukar struk pembelian tiket pulang nanti
mandi dan mempersiapkan segalanya
termasuk masa pengusiran yang akan tiba beberapa hari lagi
aku harus pindah dari rumah sederhana dan nyaman oleh hangatnya tawa ini
memang sudah seharusnya karena aku bukan mahasiswa lagi

namun nasib memberi jalan lain di hari ini
setelah mandi, hujan tiba-tiba reda
meski langit masih mewarnai dirinya dengan mendung kelabu
aku menyiapkan amunisi untuk berangkat ke stasiun
hanya tas kecil, skecth book, dan payung

tidak ada yang istimewa
aku menaiki angkot berwarna biru muda itu menuju stasiun
dari tadinya sendiri hingga akhirnya penuh sesak sebelum aku turun di depan stasiun

tidak ada yang istimewa
aku sudah tahu tempat penukaran struk menjadi tiket dan antrian juga tak panjang
hanya dua pasang yang membatalkan tiket mereka

tidak ada yang istimewa pula
seperti biasa pikiran iseng dan keingintahuan merasuki pikiranku
jika berjalan dari stasiun ke asrama butuh berapa lama ya?
sebelumnya aku pernah hingga jalan pajajaran saja hanya untuk menghindari macet
itu pun melalui jalan besar bersama kendaraan yang harus melaju sama denganku

hari ini rutenya sedikit berbeda (sebenarnya memang belum ada sebelumnya)
aku hanya berpikir untuk menarik lurus ke utara
karena yang pasti aku yakini adalah stasiun bandung ada di lebih selatan dari asrama
benar saja ternyata aku harus melewati jalan yang tidak lazim
lorong sempit di antara rumah yang tidak tahu untuk umum atau tidak
yang aku pikirkan hanyalah
jika kendaraan bermotor bisa lewat jalan itu, apalagi aku
dengan hati berharap bahwa pemilik kendaraan bukanlah pemilik rumah di ujung jalan buntu

menurut maps ini sepanjang 6.9 km dalam 1 jam 29 menit

mungkin beginilah gambaran rute perjalananku
tentu saja lebih jauh dan berliku-liku
yang paling menarik untuk diceritakan adalah kehidupan
rumah-rumah terasa berganti dari seperti tipikal rumah di kota tempat kelahiranku
rumah elit, sejuk, besar, dan mungkin nyaman
hingga rumah kumuh yang harus bersahabat dengan tumpukan sampah dan deru kendaraan yang lewat


starting point: station hall

long tunnel

seems old and nostalgic

a way that you can see plane everyday over you

bandung, is it real you?

elite

spacy 

big
a gate to castle

huge tree

everyone just pass

without knowing this below 

but we can still happy

though a little bit different 

with narrow way

and sometime needs to climb up

hidup itu katanya tidak mudah
namun mungkin juga tidak sulit
sesuatu itu pada dasarnya seperti gelombang
n a i k   t u r u n    n a i k    t u r u n    pada titik keseimbangannya

meskipun begitu hidupku ingin aku jalani seperti biasa saja
seperti yang biasa aku lalui
seperti hari kemarin dan mungkin besok
aku lalui hari ini dengan menyenangkan dan super menyenangkan

akhirnya aku punya jawaban dari pertanyaan :
menurutmu apa masa yang paling menyenangkan?
jawabanku adalah   h a r i   i n i

Comments

Popular posts from this blog

Asmarandana

Menanti Peri Kecilku

Kelembaban Atmosfer