Jakasura



Jakasura adalah anak bungsu dari Demang Kutowinangun (demang = camat). Sejak lahir, Jakasura mempunyai penyakit kulit yang langka. Kulitnya dipenuhi dengan benjolan dan terkadang mengeluarkan nanah yang berbau tidak sedap. Hal ini membuatnya tidak hanya dijauhi oleh teman-temannya, bahkan oleh saudara-saudara kandungnya. Demang Kutowinangun dan istrinya tidak tinggal diam, beliau telah memanggil beberapa tabib terkenal untuk menyembuhkannya, akan tetapi hasilnya tetap nihil.
Semakin beranjak besar, Jakasura makin terkucilkan dan selalu menjadi bahan cemoohan bagi anak-anak seumurannya. Warga Kutowinangun juga ketakutan penyakit yang diderita oleh Jakasura mewabah di masyarakat. Oleh sebab itu, Demang Kutowinangun dan istrinya berdoa setiap hari hingga beliau mendapat petunjuk untuk membuang Jakasura ke hutan Bulupitu di daerah Kutowinangun sebelah utara. Meskipun tidak tega, Demang Kutowinangun merasa memang inilah yang terbaik bagi semuanya.
Penyakit yang diderita Jakasura sangat tidak disukai banyak orang, bahkan binatang buas di hutan pun tidak mau memakannya. Jakasura pun berusaha hidup di hutan dengan memakan buah-buahan dan mandi di danau Silumbu di hutan Bulupitu. Lama-kelamaan penyakit kulit Jakasura berangsur menghilang sampai akhirnya pulih. Dan Jakasura kini telah berubah menjadi sosok remaja yang sehat.
Suatu ketika Jakasura sedang bersantai di atas pohon, dia mendengar suara dari kejauhan yang menarik perhatiannya. Ternyata suara itu adalah suara adzan dari sebuah padepokan di dekat hutan Bulupitu. Kemudian dia mencoba masuk padepokan itu dan diterima dengan hangat oleh kepala Kiai. Di padepokan itu, Jakasura belajar sembahyang, mengaji, dan berlatih silat. Sampai suatu saat, Jakasura telah menjadi sesosok pemuda tampan yang gagah perkasa. Dia berpamitan kepada kepala Kiai berangkat ke Kutowinangun untuk mencari pekerjaan sebagai pengawal istana.
Dalam perjalanannya, Jakasura bertemu dengan gerombolan perampok yang sedang merampok sebuah kereta kuda. Kemudian Jakasura menghabisi gerombolan perampok itu dan menyelamatkan pemilik kereta dan kusirnya. Pemilik kereta tersebut sangat berterima kasih kepada Jakasura. Ternyata kereta kuda tersebut adalah kereta yang membawa upeti ke Kutowinangun. Jakasura pun diajak serta menggunakan kereta kuda menuju Kutowinangun.
Sesampainya di Kutowinangun, Jakasura menuju kediaman Demang Kutowinangun, rumahnya dulu untuk melamar menjadi tentara. Akan tetapi, ketika Jakasura baru tiba di pintu gerbang, ibunya sudah menyadari keberadaan Jakasura dan segera mengenalinya. Semua rakyat Kutowinangun mendengar berita gembira bahwa Jakasura telah kembali dengan menjadi pemuda yang gagah. Kakak-kakak dan teman-temannya yang dulu sering mencemoohnya pun meminta maaf atas perbuatannya dulu. Jakasura yang tidak pernah sekalipun menaruh dendam pun memaafkannya. Dan rakyat Kutowinangun mendapatkan sosok yang tepat untuk menggantikan posisi Demang Kutowinangun yang sudah mulai tua, yaitu Jakasura.

*dendam tidak pernah menyelesaikan masalah, saling memaafkan adalah jawaban yang terbaik
*orang tua yang baik tidak akan pernah berniat jahat kepada anaknya, pasti selalu ada rasa sayang dan tujuan baik di belakang semua perbuatannya kepada anaknya

Comments

Popular posts from this blog

Asmarandana

Menanti Peri Kecilku