Thanks to Bali

Bali benar-benar pulau dewata.

itulah hal yang benar-benar aku rasakan di pulau berbentuk ayam itu. entah itu namanya ujian lapangan atau piknik patah hati. gara-gara hal bodoh yang aku doakan setiap hari, tetapi berhasil menyebalkan. haha. dewa-dewi di langit sepertinya telah melihat cerita hidupku dan mereka memberiku kehidupan yang membangkitkan memori di pulau ini. terima kasih ya Allah. :))

hampir 3 mingguku di bali, aku habiskan dengan banyak teman cowokku dan sedikit teman cewekku. kupikir, inilah yang membuatku berpikir lebih tenang dan realistis. selama ini, aku merasa salah berbuat sesuatu dan menanggapi masalah dengan tak baik pula. tiba-tiba aku dekat dengan orang itu dan dia banyak bercerita tentang pasangannya. juga menemani orang lain lagi yang sedang merasa kesepian dan setiap saat berusaha menghubungi pasangannya meskipun sinyal seperti layaknya emas.

terkadang aku juga bermain-main dengan teman-teman cowokku yang membuka sesi curhat yang menyebalkan. haha. kebanyakan merokok bersama, main bilyar, olahraga di sore hari, main kartu sampai pagi. rasanya seperti anak berandal di desaku yang tidak tahu bagaimana merawat sesuatu yang baik. tapi mereka membuka pikiranku tentang bagaimana aku harus bertindak. walau sebelumnya sempat terpikir tapi seakan ragu melakukannya. mereka seakan berkata you can do your best, your plan is the best for everyone, even you, her, and other.

akhirnya aku di sini, dengan segala rahasiaku yang tak ingin dia tahu. aku harus menjadi diriku yang berlari menuju mimpiku. berharap ketika lelah berlari, ada senyuman yang mengajakku berlari seperti dulu. dan jika tak ada senyuman itu, tepuk riuh dari teman-temanku adalah kunci dari semangatku. (@4.5 - the last page)


Comments

Popular posts from this blog

Asmarandana

Jakasura

Netherland's Windmills