Guru

13th day of 30 Days Challenge
Unforgettable Teacher


Siapa guru yang tidak terlupakan? Sebenarnya orang tuaku. Jangan berpikir bahwa mereka orang tua biasa karena mereka betul-betul guru, tepatnya guru sekolah dasar. Bahkan bapakku pernah mengajarku sewaktu aku duduk di kelas 6.

Namun, kali ini aku tidak akan menceritakan mereka karena mereka pasti tidak terlupakan. Ada orang lain yang akan kuceritakan kali ini, beliau adalah guru biologi sekaligus wali kelasku ketika aku duduk di kelas 3 SMA, yaitu Bu Lastri.


Saat itu, aku datang sebagai orang yang payah dalam hal biologi. Padahal ketika SD, hal yang menarik dari ilmu alam adalah biologinya, menurutku. Hanya karena aku suka binatang, mungkin. Namun, sejak sekolah menengah pertama, aku kehilangan esensiku terhadap bidang ini. Padahal kupikir pengajar-pengajarnya bagus. 


Mungkin karena menulis ya. Aku cukup tidak senang mencatat pelajaran sampai sekarang. Selama empat tahun kuliah saja, jumlah jari tanganku masih lebih banyak dari mata kuliah yang aku catat isi materinya. Dan menjadi terlihat sangat menyebalkan karena nilaiku masih under-control.

Dan di kelas 3 SMA, beliau mengajarkan bidang ini dengan cara yang aku mengerti. Tidak banyak mencatat, banyak bercerita. Bukan dihapalkan, tapi dimengerti. Itu yang selalu beliau terapkan. Cukup terlambat untuk menjadikan biologi menjadi hal yang paling kusenangi, tetapi menyelamatkanku dari membencinya.


Terima kasih, Bu.
Ilmumu sangat bermanfaat.
Keep shining.

Comments

Popular posts from this blog

Asmarandana

Menanti Peri Kecilku

Kelembaban Atmosfer