Putri Diana



Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan besar di tepi pantai yang bernama kerajaan Ganesha. Kerajaan itu makmur karena dipimpin oleh seorang raja yang selalu diliputi kegembiraan. Hal itu karena Raja selalu mendapatkan semangat dari senyuman yang terhias di wajah putrinya. Setiap putrinya menari dan tersenyum di hadapannya, rasanya semua masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Putri raja tersebut bernama Putri Diana. Putri Diana sangat ceria dan energik. Dia selalu mengisi suasana kerajaan dengan keceriaan. Semua warga pun sering menikmati keceriaan yang didapatkan dari Putri Diana. Hal yang paling disukainya adalah menari di pinggir pantai diiringi deburan ombak.
Namun, kerajaan saat ini sedang tak ceria. Paman-paman Putri Diana membuat masalah dan bertengkar memperebutkan kursi kerajaan yang diduduki oleh Raja. Hal ini membuat Raja sedih dan pusing. Rakyat juga kehilangan kepercayaan terhadap kerajaan. Kali ini, keceriaan yang biasa dibuat oleh Putri Diana pun tak mempan lagi. Hal ini membuat Putri Diana juga bersedih. Dan seperti biasa dia pergi ke pantai berharap bisa ceria kembali.
Di pantai, Putri Diana hanya bisa duduk terdiam. Tidak menari bersama ombak-ombak seperti biasanya. Di tengah Putri Diana sedang duduk, tiba-tiba ada seseorang yang menyapanya.
"Tidak menari seperti biasanya, Nona? Saya pikir nona ingin menari seperti biasanya. Nona sedang ada masalah?" kata orang tersebut.
"Maaf, siapa ya?" celetuk Putri Diana
"Ah, iya maaf. Saya nelayan di sini. Saya sebelum berangkat biasanya melihat nona sedang menari di sini. Tapi, hari ini tidak. Nona sedang bersedih?" jawab nelayan itu.
"Iya, saya sedang sedih. Di rumah sedang tidak baik keadaannya." jawab Putri Diana.
"Kalau begitu, nona mau ikut saya? Saya ingin ke pulau seberang. Mungkin di situ, nona bisa mencari jawabannya." lanjut nelayan. Putri Diana mengangguk dan mereka pergi bersama.
Ternyata pulau tersebut bernama Pulau Pustaka. Pulau tersebut masuk ke dalam wilayah Kerajaan Ganesha. Akan tetapi, orang-orang di situ nampaknya tidak mengenal Putri Diana. Mungkin karena letaknya yang agak jauh dari istana. Nelayan itu pun tidak mengenal Putri Diana, dia setiap sore berangkat melaut dan pulang di pagi menjelang siang tanpa sempat melihat keadaan sekitar. Yang nelayan itu tahu adalah dia senang melihat Putri Diana sewaktu menari ketika dia akan berangkat.
***
Sesampainya di Pulau Pustaka, Putri Diana dan nelayan tersebut disuguhi musik yang khas. Musik tersebut ternyata berasal dari gamelan jawa. Nelayan itu bercerita ketika dulu dia berkunjung pertama kali ke Pulau Pustaka juga karena iringan musik ini. Mereka memainkan musik dan menari dengan ceria di tengah tanah lapang yang ada di pulau tersebut.
Kemudian Putri Diana dikenalkan kepada semua penduduk pulau yang kebanyakan memainkan alat musik atau menari. Pemain musik dan tari tersebut terdiri dari seorang Lurah dan istrinya, kepala urusan ekonomi di pulau tersebut, pembuat roti, prajurit perbatasan, tukang bangunan, pembuat lampu teplok, pembuat gerabah, penyebar berita, dan ada seorang empu gamelan yang memainkan kendang. Bahkan nelayan tersebut ikut dalam grup tersebut. Mendengar Putri Diana suka menari, dia pun diajak serta tampil malam itu.



Akhirnya grup musik dan seluruh penduduk Pulau Pustaka berhasil membuat Putri Diana kembali ceria. Mereka bersuka cita sepanjang malam menampilkan sebuah cerita lucu yang menyenangkan semua warga pulau. Putri Diana pun mempunyai ide bagaimana dia bisa mempersatukan kerajaannya kembali dan membuat Kerajaan Ganesha kembali ceria.
Pada suatu saat, seluruh penduduk Pulau Pustaka mendapat undangan dari istana untuk menampilkan cerita musikal di alun-alun Kerajaan Ganesha. Semua rakyat dan petinggi-petinggi kerajaan menyaksikannya. Dari situlah, masyarakat Pulau Pustaka tahu bahwa Putri Diana adalah Putri seorang Raja yang menaungi pulaunya selama ini. Mereka pun menampilkan cerita dengan Putri Diana juga ikut di dalamnya. Dan membuat seluruh penduduk Kerajaan Ganesha kembali tersenyum. Begitu pula dengan Raja.
Setelah semua ceria, masalah perebutan kekuasaan pun lenyap. Paman-paman meminta maaf karena ingin merusak Kerajaan Ganesha. Raja pun memaafkannya dan meminta mereka taubat. Dan Kerajaan Ganesha pun kembali menjadi ceria berkat senyuman Putri Diana dan para penduduk Pulau Pustaka yang memainkan musik dan tari mereka.

Comments

Popular posts from this blog

Asmarandana

Menanti Peri Kecilku

Kelembaban Atmosfer